- by M. Sultan
- Feb, 17, 2025 21:25
FACTUALSUMSEL– Suara ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari seluruh penjuru Sumatera Selatan akan menggema di depan Kantor DPRD Sumsel pada 20 Mei 2025. Dalam aksi damai yang disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah ojol di wilayah ini, Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Driver Online (DPD ADO) Sumsel memastikan akan mengerahkan sedikitnya 10.000 pengemudi.
Ketua DPD ADO Sumsel, Muhammad Asrul Indrawan, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan bentuk kepedulian mendalam terhadap nasib para pengemudi ojol yang selama ini berjalan di atas ketidakpastian hukum dan ekonomi. “Ini aksi damai, tapi serius. Kami ingin pemerintah mendengar jeritan hati para driver. Sudah terlalu lama kami menunggu regulasi yang melindungi. Sekarang saatnya kami bersuara,” ujar Asrul dalam pernyataan resminya, Selasa (29/4/2025).
Tiga tuntutan utama: demi masa depan yang lebih pasti. Dalam aksinya nanti, ADO Sumsel akan menyuarakan tiga tuntutan utama kepada pemerintah pusat, khususnya kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Status hukum ojol dua roda, ADO mendesak agar segera diterbitkan Peraturan Menteri Perhubungan yang secara tegas mengakui pengemudi ojek online roda dua sebagai bagian dari angkutan sewa pakai berbasis aplikasi. “Tanpa status hukum, kami seperti berjalan di atas bayang-bayang. Jutaan orang butuh kami, tapi kami belum punya perlindungan resmi,” kata Asrul. ADO meminta Kemenhub menetapkan tarif batas atas dan bawah secara nasional, serta memberikan sanksi tegas kepada aplikator yang melanggarnya.
“Kami ingin keadilan tarif. Saat ini aplikator bisa seenaknya menurunkan tarif. Kalau melanggar, tutup saja kantornya,” tegasnya. ADO menuntut agar potongan biaya jasa oleh aplikator tidak lebih dari 10 persen dari setiap transaksi.
“Sekarang potongan bisa 20 sampai 30 persen. Yang kerja keras kami, tapi hasilnya paling kecil. Ini tidak adil,” ungkapnya. DPRD Diminta Jadi Corong ke Pemerintah Pusat Tidak hanya menyuarakan kepada Kemenhub, ADO Sumsel juga mendesak agar DPRD Sumsel turut aktif memperjuangkan aspirasi para pengemudi ke Kantor Staf Presiden (KSP) dan langsung ke Presiden RI.
“Kami ingin DPRD Sumsel berdiri di sisi rakyatnya. Suara kami harus sampai ke Jakarta,” ujar Asrul penuh harap. DPD ADO Sumsel menegaskan bahwa aksi 20 Mei nanti akan digelar secara tertib dan damai, tanpa provokasi. Namun semangat yang dibawa akan tetap membara—demi masa depan yang lebih layak dan berkeadilan bagi para pejuang jalanan ini.
“Ini bukan sekadar turun ke jalan. Ini tentang perjuangan hidup ribuan keluarga yang menggantungkan harapan pada roda dua dan ponsel mereka. Kami tak akan berhenti sebelum ada perubahan nyata,” tutup Asrul.
Aksi ini pun menjadi penanda bahwa para pengemudi ojol tak lagi mau diam. Mereka bersatu, berbaris, dan siap menyampaikan suara dengan tertib, namun mengguncang. Pemerintah pun dihadapkan pada tantangan besar: mendengar dan bertindak, atau terus membiarkan keresahan ini membesar. (Fdl)