- by M. Sultan
- Feb, 17, 2025 21:25
FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG -– Genap SERATUS hari sudah Ratu Dewa dan Prima Salam (RDPS) menahkodai Palembang setelah dilantik pada 20 Februari 2025. Tidak butuh waktu lama, duet pemimpin ini langsung pro aktif turun ke lapangan, mendengar keluhan warga, dan, memperbaiki fasilitas umum serta membenahi instrumen birokrasi pemerintahan kota. Gaya kepemimpinan ini mendapat simpati publik, bahkan diapresiasi sebagai awal yang cukup baik kinerjanya.
Pengamat politik Sumatera Selatan, Bagindo Togar, menilai
bahwa pengalaman birokrasi dan tingkat pendidikannya menjadi modal kuat bagi
Ratu Dewa dalam menjalankan roda pemerintahan. "Kita lihat kinerjanya
cukup mumpuni. Tapi ada baiknya juga Ratu Dewa meneladani kepemimpinan
terdahulu, seperti Eddy Santana Putra (ESP), yang sukses luar biasa dan sarat akan legacy
mewujudkan Palembang sebagai ibukota
yang maju pesat dalam membangun infrastruktur modern, tinggi IPM-nya, terkhusus di bidang
pendidikan, kesehatan dan pelayanan
publik," saran Bagindo.
Bagindo menekankan pentingnya RDPS belajar dari pola sukses
pemimpin sebelumnya. Menurutnya, gaya kepemimpinan ESP yang terbuka dan fokus
pada pembangunan terukur, bisa menjadi kunci mewujudkan mimpi besar masyarakat
Palembang. “Tantangannya sekarang, apakah Ratu Dewa mau membuka ruang untuk
belajar ,berkreasi dan berinovasi dengan cara serupa?” tukasnya.
Memang menurut Bagindo, belum saatnya kota Palembang disejajarkan dengan kota Jakarta,
Bandung ataupun Surabaya. Namun Paling tidak kita dengan sejajar ibukota provinsi Sumut, Sumbar, Riau, Lampung,
maupun ibu kota provinsi lain di luar pulau Jawa .“Yang jelas kita berharap
kota Palembang, minimal akan melampaui kota-kota yang ada di Sumbagsel. Dan
Setara dengan kota besar di Sumatera
seperti Medan, Pekanbaru, Padang dan Bandar Lampung,” harapnya.
Untuk merealisasikan Ratu Dewa, sangat perlu menggandeng
Akademisi.Profesional dan Para Ahli penataan Pembangunan ibukota Provinsi
dengan perangkat teknologi modern. Dan akan bermuara menuju kota dapat terus maju serta berkembang
mengikuti peradaban zaman tanpa mengurangi identitas kota Palembang sebagai
kota idaman para warganya
Sebelumnya, menanggapi kritik dan harapan publik, RDPS
menegaskan bahwa arah kebijakan mereka selalu mengedepankan dampak nyata bagi
masyarakat. Dalam refleksi 100 hari kerja, Ratu Dewa mengakui banyak tantangan
yang dihadapi—dari banjir, macet, hingga pelayanan publik. Namun ia dan Prima
sepakat untuk terus bergerak cepat dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Beberapa program mulai terasa ialah bidang kesehatan.
Program Sigap Sehat dan Jumputan Abang telah membantu puluhan pasien dengan
layanan antar jemput gratis. Di bidang
pendidikan, RDPS memperkuat sekolah gratis tidak hanya dari sisi biaya, tetapi
juga dengan kebijakan yang meringankan orang tua, seperti larangan studi tour
mahal. Beasiswa dan seragam gratis dipastikan hadir saat tahun ajaran baru
dimulai..
Komitmen terhadap kelompok rentan pun ditegaskan dalam program Palembang Peduli. Ribuan pekerja informal seperti RT/RW, ustaz, dan ustazah kini terlindungi jaminan sosial. Program Rantang Palembang telah menyentuh ribuan warga lansia, disabilitas, dan ODGJ. Bantuan hukum gratis, bantuan alat disabilitas, dan dukungan untuk UMKM menunjukkan bahwa RDPS serius menjadikan Palembang sebagai kota yang inklusif. Deretan capaian RDPS juga terlihat dari penghargaan yang diraih, seperti Juara Umum STQH XXVIII, predikat WTP ke-14 dari BPK, hingga apresiasi dari Kemendikbudristek.(Fdl)