- by M. Sultan
- Feb, 17, 2025 21:25
FAKTUALSUMSEL — Sebanyak 14 penderita bibir sumbing dari berbagai daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya mendapatkan harapan baru melalui bakti sosial (baksos) operasi celah bibir dan langit-langit gratis. Kegiatan mulia ini digelar oleh Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM), bekerja sama dengan Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL) Bandung, Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial (PABMI) Sumbagsel, serta Smile Train, dalam rangka peringatan HUT ke-12 RSKGM, yang berlangsung pada 2–3 Mei 2025.
Acara ini bukan sekadar seremoni. Di balik layar, ada cerita-cerita penuh haru dari para keluarga yang membawa anak-anak mereka dari jauh, demi satu tujuan: memperbaiki senyuman kecil yang selama ini terhalang bibir sumbing.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel, dr H Trisnawarman, yang hadir mewakili Gubernur Sumsel, mengungkapkan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan. “Kami menyambut baik kegiatan ini. Ke depan, kita akan agendakan operasi bibir sumbing sebanyak empat kali setahun di RSKGM, agar semakin banyak masyarakat yang terbantu,” ujarnya.
Menurut data yang disampaikan, bibir sumbing memang bukan masalah kecil. Secara nasional, sekitar 0,2 persen dari 10.000 kelahiran mengalami kondisi ini, bahkan DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi tertinggi dengan angka 13,9 persen, sementara Sumsel sekitar 10,6 persen.
Plt Direktur Utama RSKGM Sumsel, drg. Novita Idayani, Sp.KGA, mengakui bahwa tantangan terbesar adalah minimnya tenaga dokter spesialis di Sumsel. “Pasien di sini kadang harus antre 6 bulan sampai 1 tahun. Hampir 80 persen pasien adalah peserta BPJS Kesehatan yang membutuhkan pertolongan. Kami sangat berharap Dinas Kesehatan bisa membantu memperbanyak dokter spesialis di Sumsel,” ujarnya.
Meski begitu, Novita menyebut antusiasme masyarakat luar biasa. “Ini kegiatan operasi bibir sumbing pertama di RSKGM. Kami senang masyarakat merespons positif. Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin digelar, agar semakin banyak warga yang terbantu,” tambahnya.
Ketua panitia, drg. Nurul Ramadhanty, Sp.BM, menjelaskan bahwa operasi ini sangat penting karena penderita bibir sumbing kerap kesulitan makan dan mengalami penurunan rasa percaya diri. “Kali ini targetnya memang pasien dari Palembang dan sekitarnya. Awalnya terdaftar sekitar 19–20 orang, tapi yang datang screening berjumlah 14, berasal dari OKI, OI, Muara Enim, hingga OKU Timur,” katanya.
Suasana haru menyelimuti ruang tunggu skrining pada Jumat (2/5/2025). Ahmad Rivai dan istrinya, Agustina Plorita, tampak setia mendampingi putra mereka, Ahmad Alfa Rivai. “Kami sangat berharap anak bisa hidup normal. Terima kasih sekali kepada RSKGM atas kesempatan operasi gratis ini,” kata Ahmad dengan mata berkaca-kaca.
Hal senada juga diungkapkan Pungut (45), warga Kemang Manis, Palembang, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung barang bekas. Dengan penuh syukur, ia mendampingi putrinya, Olivia (4 bulan), untuk ikut dalam program baksos ini. “Kami sangat terbantu. Kalau harus operasi sendiri, biayanya tentu berat bagi kami,” ucapnya lirih.
RSKGM Sumsel kini telah menjadi rumah sakit pendidikan, meski masih berstatus satelit. Dengan fasilitas lengkap, termasuk kamar operasi, pihak rumah sakit berharap program ini bisa terus berlanjut, bahkan berkembang lebih besar dengan melibatkan lebih banyak pihak.
Melalui kerja sama lintas lembaga dan semangat gotong royong, RSKGM Sumsel membuktikan bahwa senyuman anak-anak Sumsel layak diperjuangkan. Sebuah langkah kecil, namun membawa makna besar — memberikan harapan bagi mereka yang selama ini merasa terpinggirkan karena keterbatasan fisik dan ekonomi. (Fdl)