- by M. Sultan
- Feb, 17, 2025 21:25
Sekitar pukul 13.30 WIB, suasana BKB mulai memanas ketika buruh dari berbagai organisasi seperti NIKEUBA Palembang, KSBSI Sumsel, SBSRI Sumsel, KPBI Sumsel, KASBI Sumsel, dan serikat pekerja lainnya mulai berdatangan. Iring-iringan mobil komando, ratusan sepeda motor, serta massa yang berjalan kaki memenuhi ruas-ruas jalan utama kota, longmarch menuju gedung dewan rakyat di Jalan Kapten A. Rivai.
Di bawah kawalan ketat ratusan aparat kepolisian dari Polrestabes, Polda, hingga Brimob Sumsel, rombongan massa akhirnya tiba di halaman DPRD. Meski panas menyengat dan keringat membasahi tubuh, semangat mereka tak luntur. Di atas mobil komando, suara orator bergema lantang memecah udara, membakar semangat rekan-rekan di bawah. “Kami menuntut revisi UMSP Sumsel tahun 2025! Upah layak untuk hidup yang layak!” teriak Ramlianto, koordinator lapangan dari SBSRI Sumsel, disambut sorak-sorai massa yang mengangkat tangan dan mengepalkan tinju ke udara.
Tak hanya soal upah, para buruh juga menuntut dibuatnya Peraturan Daerah (PERDA) atau Peraturan Gubernur (PERGUB) tentang Ketenagakerjaan yang menjamin kesejahteraan pekerja formal maupun informal, kemudahan berusaha bagi pengusaha, serta pembentukan Desk Ketenagakerjaan di Polda Sumsel. Mereka juga meminta penyelesaian kasus-kasus pelanggaran hak normatif buruh yang selama ini terkesan diabaikan, bahkan menuntut pencopotan pejabat pengawas ketenagakerjaan yang dinilai lalai menjalankan tugasnya.
H. Hermawan, SH dari NIKEUBA Palembang, selaku koordinator aksi, menegaskan bahwa suara buruh bukan hanya keluhan, tapi jeritan keadilan. “Kami di sini bukan untuk gaduh, tapi untuk menyuarakan hidup yang layak bagi keluarga kami. Jangan remehkan keringat buruh, karena dari keringat inilah Sumatera Selatan berdiri,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Di hadapan ribuan massa, Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru akhirnya menemui para buruh. Dalam pidatonya, ia memberikan angin segar. “Dalam waktu seminggu, saya pastikan enam dari sembilan tuntutan ini akan saya tanda tangani dan sahkan. Kesejahteraan buruh adalah prioritas kami,” ujar Deru, disambut tepuk tangan dan teriakan gembira dari massa yang hadir.
Tak lupa, Deru juga menyampaikan apresiasi kepada aparat keamanan dan buruh yang menjaga aksi tetap damai. “Saya berterima kasih kepada TNI-Polri yang mengawal, serta para buruh yang sudah menyuarakan aspirasi dengan tertib. Hati-hati saat pulang, sampaikan salam untuk keluarga di rumah,” ujarnya ramah. Sebagai simbol kebersamaan, peringatan May Day diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Gubernur Herman Deru bersama Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian, yang diberikan langsung kepada perwakilan buruh — momen sederhana yang menandai harapan baru bagi dunia ketenagakerjaan di Sumatera Selatan.
Sementara itu, Alwis Gani, SE, MM, perwakilan Komisi V DPRD Sumsel, juga menegaskan komitmen dewan untuk segera menindaklanjuti tuntutan buruh. “Minggu ini, kami akan menggelar rapat khusus untuk membahas dan memperjuangkan nasib rekan-rekan buruh. Suara kalian sudah kami dengar,” ujarnya singkat namun tegas. Aksi damai ini pun berakhir dengan tertib. Ribuan buruh pulang dengan harapan besar, membawa pulang janji-janji yang mereka tunggu untuk segera diwujudkan — karena bagi mereka, Hari Buruh bukan hanya seremoni, tapi panggilan untuk perubahan nyata. (fdl)