Rutan Kelas I A Palembang Genjot Kualitas Layanan: Dapur Higienis, Klinik Makin Lengkap

FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG – Demi memastikan pelayanan prima bagi warga binaan, Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I A Palembang terus berbenah. Fokus utama kali ini adalah peningkatan kualitas dapur dan klinik kesehatan. Langkah ini ditegaskan langsung oleh Kepala Rutan, Muhammad Roland, dalam kunjungannya ke berbagai fasilitas internal, Senin (16/6). “Kami tidak ingin warga binaan hanya menjadi angka. Mereka tetap manusia yang punya hak atas makanan yang layak dan kesehatan yang baik,” ujar Roland saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Dalam sorotan utama kunjungannya, Roland menekankan pentingnya kebersihan dapur sebagai garda terdepan pemenuhan gizi warga binaan. Ia menyebut, dapur bukan hanya soal memasak, tetapi tentang memastikan kesehatan jangka panjang penghuni rutan. Untuk itu, pihak rutan telah mengambil sejumlah langkah konkret:

• Pemeliharaan rutin peralatan dapur agar tetap bersih dan berfungsi maksimal.

• Seleksi bahan makanan yang ketat, memastikan hanya bahan segar dan bergizi yang dimasak.

• Pelatihan petugas dapur, agar mereka memahami standar kebersihan dan pengolahan makanan sehat.

Langkah-langkah ini bukan sekadar formalitas. Roland menegaskan, makanan yang masuk ke perut warga binaan adalah cerminan martabat institusi. “Kalau kita bicara pembinaan, itu dimulai dari makanan,” katanya tegas.

Tak hanya dapur, sektor kesehatan juga mendapat perhatian besar. Klinik rutan kini dilengkapi dengan alat medis dasar yang lebih memadai, demi mendukung penanganan cepat berbagai keluhan kesehatan warga binaan. “Setiap nyawa yang ada di sini adalah tanggung jawab kami,” kata Roland.

Program kesehatan di Rutan Kelas I A Palembang kini juga diperkuat lewat:

• Penambahan alat kesehatan dasar, seperti tensimeter digital, termometer inframerah, dan peralatan untuk pemeriksaan umum.

• Kerja sama dengan puskesmas, khususnya untuk layanan rutin dan penanganan darurat medis.

• Monitoring kesehatan berkala, termasuk penyuluhan dan pencegahan penyakit menular.

Upaya ini selaras dengan instruksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI, yang mengharuskan seluruh lapas dan rutan meningkatkan standar pelayanan dasar, termasuk makanan dan kesehatan. “Kami tidak ingin ada warga binaan yang sakit karena kelalaian kami. Klinik adalah jantung kedua di rutan setelah dapur,” ujar Roland.

Menurut Roland, pembinaan tidak cukup dengan aturan dan pembatasan. Lingkungan yang sehat dan manusiawi justru bisa mempercepat proses rehabilitasi narapidana. “Kalau mereka diperlakukan dengan layak, peluang untuk berubah jadi lebih baik makin besar,” imbuhnya.

Ia juga menyebut bahwa perubahan ini tidak hanya akan berdampak pada kenyamanan warga binaan, tetapi juga meningkatkan citra institusi pemasyarakatan sebagai tempat pembinaan yang benar-benar berorientasi pada perubahan perilaku. Dengan berbagai pembenahan ini, Rutan Kelas I A Palembang ingin menjadi contoh nasional dalam pelayanan pemasyarakatan yang manusiawi dan profesional. Roland berharap, semangat reformasi birokrasi juga tercermin dari dapur yang bersih dan klinik yang siap siaga. “Kami ingin rutan ini bukan hanya tempat penahanan, tapi tempat harapan,” tutupnya. (Fdl)