Tuesday, Aug 19, 2025

Parade Bunyian Guncang Lawang Borotan: Kolaborasi Seni Lawas dan Modern Bangkitkan Jiwa Palembang


FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG - Aroma kreativitas membuncah dari kawasan heritage Lawang Borotan, saat Parade Bunyian kembali digelar dalam kolaborasi antara Komunitas Musik Kawan Lamo dan Dewan Kesenian Palembang (DKP). Tak hanya menjadi panggung musik, acara ini menjelma sebagai perayaan lintas seni: dari teater, tari, rupa, sastra hingga film—semuanya berpadu dalam denyut nadi seni Palembang masa kini.

Ketua Panitia, Nandi, menegaskan bahwa kegiatan ini berlangsung dua hari penuh hingga Sabtu malam (26/7/2025). “Ini bukan sekadar hiburan, tapi ekspresi penuh gairah dari seniman lintas generasi yang menjadikan Lawang Borotan sebagai ruang kolektif,” ujarnya. Dan benar saja, mulai dari pelukis, musisi, hingga pemain teater, semuanya larut dalam momen ini. Empat perupa—Rudi, Don Tiger, Gede, dan Yan Komik—menyulap kanvas-kanvas kosong menjadi karya yang bercerita tentang kejayaan Kesultanan Palembang.

Tak sekadar berkarya, tiga dari lima lukisan terjual lewat lelang di akhir acara. Ketua Komite Seni Rupa DKP, Martha Astra menyebut, “Inilah bentuk apresiasi nyata bagi perupa. On the spot painting dan lelang menjadi daya tarik tersendiri yang patut diadopsi oleh event-event kesenian lainnya.”

Panggung Parade Bunyian memanas dengan penampilan Bendenget Home Band, Anafora, D’asterix, Weekly, Tari Tanggai, hingga Pal 7 dan Thunder Band. Di hari kedua, giliran band-band seperti The Romans, Tanjack Kultur dengan eksplorasi etniknya, Eko Rhapsody, Don’t to Earth, dan Orkes Penampilan Terakhir yang mengguncang panggung. Solois Ali Goik dengan lagu “Kami Bukan Hama” dan “Penumpang Gelap” sukses membawa isu sosial dalam alunan musik yang menghentak.

Penutupan menjadi klimaks acara. The Moksa, Q Project, Sriwijaya Nada Band dari Ajendam, Gong Sriwijaya Band, dan Ucok Geng Gong menyatu dalam sesi jamming yang membakar suasana. Lagu-lagu rock lawas, ska, hingga koplo pun meledakkan semangat penonton. Bahkan Putri Indonesia asal Sumsel, Nadia dan Badia, bersama jajaran duta daerah turut larut menikmati pertunjukan hingga akhir.

Ketua DKP M. Nasir menyebut kolaborasi ini sebagai langkah besar. “Kami ingin mengawinkan seni tradisi dan modern, memberi panggung bagi semua. Ke depan, akan ada Duta Seni Cilik, Seniman Masuk Sekolah, dan ruang tetap untuk seniman tradisi,” ujarnya, disambut semangat oleh Mpit dari Kawan Lamo yang berjanji akan terus menyulut kreativitas lintas komunitas di Palembang.

Dukungan datang dari berbagai pihak, mulai dari Dinas Pariwisata hingga BPK Wilayah VI. Mereka menilai acara ini mampu menggerakkan geliat seni dan ekonomi rakyat. UMKM kuliner pun ikut panen berkah, memberi suasana festival yang lengkap dan inklusif.

Parade Bunyian bukan hanya panggung hiburan, tapi juga momentum kebangkitan seni Palembang yang menyatukan semangat seniman, komunitas, dan masyarakat. Sebuah kolaborasi yang bukan hanya patut diapresiasi, tetapi juga dijadikan model untuk perayaan budaya di kota-kota lain di Sumatera Selatan.(Pdr)

author

FAKTUALSUMSEL.COM

Parade Bunyian Guncang Lawang Borotan: Kolaborasi Seni Lawas dan Modern Bangkitkan Jiwa Palembang

Please Login to comment in the post!

you may also like

  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • Mar, 05, 2025 02:39
ILO dan APINDO Bawa Kopi Sumsel Berkelas Dunia