Wednesday, Aug 20, 2025

Innalillahi Wainnailaihirojiun, Ustad Yahya Waloni Berpulang


FAKTUALSUMSEL, MAKASAR – Suasana Masjid Darul Falah di Jalan Aroepala, Minasa Upa, Kota Makassar berubah haru pada Jumat siang. Di tengah khutbah Jumat yang khusyuk, dai kondang sekaligus mantan pendeta, Ustaz Dr. H. M. Yahya Yopie Waloni, S.Th., M.Th., menghembuskan napas terakhirnya. Beliau wafat dalam usia 55 tahun, tak lama setelah menuntaskan khutbah kedua, tepat di atas mimbar. Detik-detik terakhir Ustaz Yahya terekam jelas dalam ingatan Yusran Uccang (43), salah satu jemaah. “Beliau sempat duduk sebentar usai khutbah kedua. Lalu tiba-tiba tubuhnya ambruk dan terlihat sangat lemas,” ucap Yusran, yang masih terlihat syok saat ditemui.

Shalat Jumat pun sempat tertunda. Para jemaah dan pengurus masjid segera membawa sang ustaz ke RS Bahagia Minasa Upa yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi. Namun, takdir berkata lain—Ustaz Yahya dinyatakan wafat saat tiba di rumah sakit. Nama Yahya Waloni bukan nama asing di dunia dakwah Indonesia. Lahir di Minahasa, Manado, 30 November 1970, beliau dibesarkan dalam keluarga Kristiani yang taat dan pernah menjadi pemuka agama di Sinode GKI Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-KaimanaPernah menjabat sebagai Rektor STT Calvinis Ebenhaezer Sorong selama tujuh tahun (1997–2004), kehidupan Yahya berubah drastis ketika ia memilih jalan hidup sebagai mualaf. Perjalanan spiritualnya yang unik dan penuh transformasi membuatnya dikenal luas, meski tak jarang juga mengundang kontroversi.

Julukan "Ustaz Pansos" sempat dilekatkan padanya oleh sebagian kalangan, termasuk Denny Siregar, aktivis media sosial yang kerap mengkritik metode dakwahnya. Namun, di balik semua sorotan itu, tak bisa dipungkiri bahwa Yahya Waloni adalah sosok yang menghidupkan ruang-ruang diskusi tentang keimanan dan transformasi spiritual.

Kepergian Ustaz Yahya yang terjadi di tengah tugas mulia—berdakwah di atas mimbar Jumat—menggetarkan hati banyak orang. Netizen dan masyarakat luas menyebutnya sebagai "husnul khatimah" dan bahkan ada yang menyebut beliau wafat dalam keadaan syahid. “Beliau meninggal saat berdakwah. Ini bukan sekadar kematian biasa, ini pengingat bagi kita semua,” tulis salah satu pengguna media sosial yang membagikan cuplikan video suasana masjid saat kejadian.

Kabar duka ini juga datang menjelang Hari Raya Iduladha, menambah nuansa haru dalam persiapan umat Islam menyambut hari besar keagamaan tersebut. Tak sedikit jemaah Masjid Darul Falah yang menitikkan air mata setelah kejadian.

Ribuan pelayat mulai berdatangan ke rumah duka di kawasan Minasa Upa. Tahlilan pun digelar malam ini secara sederhana namun penuh khidmat. Rencananya, jenazah Ustaz Yahya akan dimakamkan di TPU Panaikang, Makassar, Sabtu pagi.

“Insya Allah kami akan mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan terakhirnya dengan penghormatan sebagai seorang dai dan guru,” ujar pengurus masjid.

Tak ada yang menyangka, khutbah Jumat yang disampaikan Ustaz Yahya hari itu adalah khutbah terakhirnya. Isinya, menurut beberapa jemaah, adalah tentang keikhlasan dan pentingnya kembali kepada Allah di akhir hidup.

Kini, khutbah itu menjadi warisan terakhir sang dai untuk umat. Kepergiannya di atas mimbar akan terus dikenang, bukan hanya sebagai akhir kisah seorang pendakwah, tapi juga sebagai pesan sunyi tentang kematian yang bisa datang kapan saja—bahkan saat lisan masih menyebut nama Allah. Selamat jalan, Ustaz Yahya Waloni. Semoga amal jariyah dan perjalanan hijrahmu menjadi penerang, bukan hanya bagi yang mengenalmu, tapi juga bagi mereka yang mencari jalan pulang kepada-Nya. (Fadhil)

author

FAKTUALSUMSEL.COM

Innalillahi Wainnailaihirojiun, Ustad Yahya Waloni Berpulang

Please Login to comment in the post!

you may also like

  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • May, 16, 2025 01:22
BGN Bakal Dirikan 965 Satuan Layanan SPPG di Sumsel
  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • May, 17, 2025 10:06
Imigrasi Jaring 170 WNA dalam Operasi Wira Waspada