- by FAKTUALSUMSEL.COM
- May, 16, 2025 01:16
FAKTUALSUMSEL, TEHERAN – Suasana di Timur Tengah semakin memanas setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengunggah pernyataan tajam di platform X. "Atas nama Haidar yang mulia, pertempuran dimulai," tulisnya, menyulut ketegangan usai ancaman terbuka dari mantan Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya menyerukan pembunuhan dirinya. Nama "Haidar" merujuk pada Ali bin Abi Thalib, sosok yang disucikan dalam tradisi Islam Syiah sebagai simbol keberanian dan perlawanan.
Tak lama setelah pernyataan itu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengonfirmasi serangan rudal dan drone ke beberapa pangkalan udara di Israel yang dituding menjadi basis serangan terhadap wilayah Iran. “Ini adalah operasi berlapis, bertahap, dan konstan. Target kami jelas: pangkalan militer tempat entitas Zionis memulai agresi,” tegas IRGC.
Media Iran melaporkan bahwa ini merupakan gelombang ke-10 serangan balasan. Rudal-rudal tersebut menyasar berbagai titik strategis di Israel, menyebabkan sirene peringatan meraung di seluruh penjuru, termasuk Tel Aviv dan kemungkinan Yerusalem. Militer Israel mengklaim sebagian besar rudal berhasil dicegat, namun laporan Al Jazeera menyebut beberapa berhasil lolos dan menimbulkan kerusakan yang belum sepenuhnya terungkap akibat penyensoran militer.
Sementara itu, mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Mohamed El-Baradei, memperingatkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir Iran bisa membuka jalan bagi kehancuran Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir. "Pesan yang dikirim adalah: jika ingin aman, buatlah senjata nuklir sendiri," ujarnya, mengingatkan dunia bahwa krisis ini bukan hanya ancaman regional, tetapi potensi ledakan global. (Fdl)