- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 16, 2025 04:18
Ketua DPD ASITA Sumsel, Febby Yoland Effendi, S.Ip., M.Si.,
dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan
manfaat ganda. “Selain mempererat silaturahmi antar anggota, kami juga ingin
peserta mendapatkan ilmu praktis agar bisa lebih cuan memasarkan produk-produk
tour and travel mereka. Konsep ini kami kombinasikan agar lebih produktif dan
inspiratif,” ujarnya.
Febby menegaskan bahwa ASITA Sumsel saat ini tengah fokus
pada penguatan internal organisasi. Penguatan tersebut dianggap penting agar
kolaborasi dengan berbagai pihak eksternal seperti asosiasi pariwisata lain,
mitra bisnis, dan pemerintah dapat berjalan lebih optimal. Salah satu isu
krusial yang menjadi perhatian ASITA adalah urgensi pengembalian status Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menjadi bandara internasional.
“Status bandara internasional sangat penting untuk mendukung
kemajuan ekonomi dan sektor pariwisata di Sumatera Selatan. Tanpa status itu,
tentu banyak potensi wisatawan mancanegara yang sulit menjangkau Palembang
secara langsung. Ini berdampak ke investasi dan pendapatan anggota kami yang
bergerak di bidang biro perjalanan wisata,” jelas Febby.
Dalam sesi diskusi, para peserta juga menyoroti isu global
seperti perang tarif dan larangan perjalanan yang sedang melanda beberapa
kawasan dunia. Febby menilai bahwa meski dampaknya belum terlalu terasa di
sektor wisata domestik, namun kekhawatiran tetap muncul, terutama terhadap
iklim investasi di bidang pariwisata. “Kita perlu mengantisipasi dengan inovasi
dan strategi pemasaran yang adaptif,” imbuhnya.
Melalui kegiatan seperti ini, ASITA Sumsel ingin menunjukkan
bahwa pariwisata Sumatera Selatan memiliki potensi besar untuk berkembang,
khususnya dalam sektor sport tourism. Keberadaan infrastruktur seperti
Jakabaring Sport City, Light Rail Transit (LRT), hingga pengalaman sukses
sebagai tuan rumah Asian Games menjadi modal kuat. “Namun semua itu harus
ditopang oleh kemudahan akses, khususnya dari luar negeri. Maka kami akan terus
dorong pengembalian status internasional bandara Palembang sebagai prioritas,” jelasnya.
Terpisah, mantan Ketua DPD ASITA Sumsel periode 2010-2014,
H. Saleh Ismail, yang turut hadir dalam acara ini, menyampaikan apresiasi atas
kepemimpinan Febby Yoland. Ia menyebut bahwa dirinya sudah sejak lama melihat
potensi Febby untuk memimpin ASITA. “Waktu dulu beliau sekretaris saya, saya
sudah bilang, ini orang bakal jadi ketua. Ternyata sekarang terbukti,” kata
Saleh dengan senyum bangga.
Saleh juga menekankan pentingnya ketersediaan akses langsung
untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. “Kalau kita mau mengundang turis
asing, bandara internasional itu syarat mutlak. Kalau tidak ada akses, jangan
harap turis luar datang,” tegasnya. Ia berharap pengurus ASITA yang sekarang
bisa terus menjalin komunikasi dengan pemerintah dan otoritas bandara untuk
mewujudkan hal tersebut. (Pdr)