Tuesday, Aug 19, 2025

Ditengah Ancaman Krisis Moneter 2025, Roda Perputaran Ekonomi di Pasar Cinde Tetap Bergejolak


Meskipun ancaman krisis ekonomi tengah melanda semua lini. Namun sejauh ini tidak berpengaruh pada perdagangan barang bekas atau loak. Dipasar cinde, terutama disepanjang cinde walang, ribuan pedagang masih menggelar dagangannya. Geliat ekonomi tetap berjalan seperti biasa. Sebaliknya ribuan pembeli juga menyerbu paasr cinde.  Ada banyak yang mereka buruh, mulai dari barang bekas dengan kualitas baik dan harga murah, hingga pajangan kenangan maupun barang kuno yang masih diburuh para kolektor. 

Pasar Cinde sendiri ramai ketika hari libur tiba, khususnya hari minggu. Mulai subuh, sudah terlihat banyak para pedagang yang menggelar dagangan mereka. Dipagi hari pula banyak warga yang datang sekedar mencari peruntungan. Mendapatkan barang bekas dengan kualitas baik, namun harga belipun semurah-murahanya. Tergantung tawar menawar hingga terjadinya akad pembelian. 

Di tengah riuhnya pasar Cinde, salah satu pedagang loak, Eddi Kurniawan tampak sibuk melayani pembeli yang datang silih berganti. Angara pedagang dan pembeli berbaur, menawar harga, dan saling bertukar cerita tentang barang-barang yang mereka jual atau beli. Pasar Cinde, dengan segala kesederhanaannya, memiliki daya tarik tersendiri. Di sepanjang jalan Cinde Walang, dagangan terhamnpar dijalanan berjajar antara pedagang satu dengan pedagang lainnya. Masing-masing ibuk menawarkan barang bekas yang masih layak pakai. Ada yang menjual pakaian lama, perabot rumah tangga, hingga koleksi barang antik yang diburu oleh para kolektor.

Pemandangan ini terus bertahan di tengah tantangan besar. Orang-orang yang datang ke pasar ini datang dengan tujuan berbeda, ada yang ingin membeli barang murah, ada pula yang sekadar bernostalgia dengan barang-barang yang sudah lama tidak mereka temui. Kaset-kaset pita yang ada di salah satu lapak Eddi, misalnya, menjadi salah satu barang yang cukup laris meskipun sudah dianggap kuno.

Eddi sendiri mengaku bahwa kaset pita masih punya peminat meski tidak sebanyak dulu. “Banyak orang yang membeli kaset hanya untuk kenangan, ada juga yang ingin memutar lagu-lagu lama di tape recorder mereka. Kadang mereka juga membeli kaset dengan harga murah untuk sekadar dijadikan koleksi,” ujar Eddi, sambal melayani pembeli.

Para pembeli di pasar Cinde pun bukan hanya berasal dari kalangan tua, tetapi juga dari kalangan muda hingga anak-anak yang penasaran dengan barang-barang jadul. Salah satu pembeli muda, Yansah, tampak sibuk memilih kaset-kaset yang ada di lapak Eddi. “Saya memang suka koleksi kaset-kaset lawas. Bukan hanya untuk didengarkan, tetapi juga karena saya suka dengan nostalgia yang dibawa,” katanya sambil memilih kaset Julio Iglesias.

Ada sesuatu yang istimewa dengan barang-barang yang dijual di pasar loak ini. Seolah-olah setiap benda memiliki cerita tersendiri. Kaset-kaset tape recorder yang dibeli oleh para pembeli bukan hanya tentang lagu yang ada di dalamnya, tetapi lebih kepada memori masa lalu yang dihadirkan kembali setiap kali kaset itu diputar.

Eddi tak jarang menyaksikan gelagat para pembeli yang datang dengan tujuan berbeda-beda. Ada yang hanya mencari barang murah untuk kebutuhan sehari-hari, ada pula yang berburu barang-barang koleksi dengan harga yang bisa jadi sangat mahal jika dibeli di tempat lain.

“Banyak pembeli yang datang hanya ingin mencari barang bekas berkualitas dengan harga terjangkau. Tapi ada juga yang datang dengan tujuan lain, seperti mencari barang antik atau koleksi langka,” kata Eddi lagi.

Meskipun saat ini barang-barang bekas dan antik lebih banyak dicari oleh kalangan yang lebih tua, beberapa anak muda juga mulai tertarik dengan barang-barang jadul tersebut. Mereka merasa bahwa barang-barang tersebut memberikan sentuhan nostalgia yang tidak bisa ditemukan dalam barang-barang baru.

Seiring berjalannya waktu, pasar loak ini menjadi lebih dari sekadar tempat jual beli barang bekas. Tempat ini telah berkembang menjadi pusat pertemuan bagi orang-orang dengan berbagai latar belakang yang memiliki kecintaan terhadap sejarah dan masa lalu. Barang yang mereka beli bukan hanya sekadar benda mati, tetapi sesuatu yang penuh dengan kenangan.

Bagi Eddi, pasar Cinde bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga tempat untuk berbagi cerita dengan orang-orang yang datang. Setiap kali seseorang membeli kaset, dia merasa seolah telah membantu membawa kembali kenangan indah bagi pembelinya.

Kaset-kaset yang dijualnya menjadi lebih dari sekadar alat untuk mendengarkan musik. Ia menjadi medium untuk mengenang masa-masa tertentu, entah itu masa muda, kenangan bersama seseorang, atau momen-momen yang tak terlupakan. Bahkan, beberapa pembeli mengungkapkan bahwa mereka membeli kaset hanya untuk mendengarkan lagu-lagu yang mengingatkan mereka pada cinta pertama mereka.

Selain kaset, ada juga barang-barang antik yang diburu oleh kolektor. Di sudut lain pasar, seorang pedagang tua bernama Pak Bahtiar tampak sedang bernegosiasi dengan seorang kolektor barang antik yang tertarik pada sebuah jam dinding kuno yang dipajang di tokonya. “Jam ini sudah saya warisi. Sudah puluhan tahun usianya,” kata Pak Sigit sambil menunjukkan detail jam yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran halus.

Negosiasi pun berlangsung lama, namun akhirnya mereka sepakat dengan harga yang wajar. Terkadang, pasar Cinde menjadi tempat yang penuh kejutan bagi mereka yang mencari barang-barang langka dan bersejarah. Hari semakin siang, dan suasana pasar Cinde semakin ramai. Pedagang dan pembeli terus berbaur dalam irama tawar-menawar yang khas. Meskipun ancaman krisis ekonomi tetap ada, tidak ada yang tampak terlalu khawatir. Pasar Cinde tetap menjadi saksi bisu kehidupan masyarakat yang penuh warna, dengan barang bekas dan kenangan yang menjadi penghubung antar generasi.

Tempat ini bukan hanya soal barang, tetapi tentang hubungan yang tercipta melalui transaksi, tawar-menawar, dan cerita-cerita yang dibagikan di setiap sudut pasar. Pasar Cinde, dengan segala keunikannya, tetap berdiri kokoh meski dunia berubah seiring waktu.(Fdl)

author

FAKTUALSUMSEL.COM

Ditengah Ancaman Krisis Moneter 2025, Roda Perputaran Ekonomi di Pasar Cinde Tetap Bergejolak

Please Login to comment in the post!

you may also like

  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • Mar, 16, 2025 04:18
Kemenag Sumsel Gelar Bimbingan Teknis Petugas Kloter
  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • Mar, 29, 2025 05:56
Pedagang Lesu, Pasar Sepi Pembeli Menjelang Idul Fitri