- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 21, 2025 03:13
FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG— Bertempat di Griya Agung, Selasa malam (10/6/2025), Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru dan Wakil Gubernur H. Cik Ujang menggelar Rapat Koordinasi Sektor Pertambangan dan Energi yang dihadiri para tokoh penting dari usaha BUMN, swasta, SKK Migas Sumbagsel hingga Asosiasi Pertambangan Batubara Sumsel. Agenda utamanya bukan hanya soal bisnis, tetapi menyoal tanggung jawab: bagaimana sektor tambang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjawab keresahan sosial dan lingkungan masyarakat.
Dalam forum yang berlangsung hangat namun sarat tekanan itu, Herman Deru menekankan bahwa kegiatan tambang tidak bisa lagi berjalan dengan paradigma lama. Ia menyoroti betapa seringnya masyarakat menjadi korban dari kemacetan parah, debu beterbangan, hingga rusaknya infrastruktur jalan yang digunakan untuk angkutan hasil tambang. “Kita harus hentikan pembiaran ini. Aktivitas tambang memang penting, tapi keselamatan dan kenyamanan masyarakat jauh lebih penting,” tegas Gubernur Deru.
Ia menyoroti banyaknya perusahaan yang masih sebatas
menjalankan program CSR sebagai formalitas. Menurutnya, CSR yang baik harus
terukur, terdokumentasi, dan benar-benar menyentuh masyarakat.
Tak kalah vokal, Wakil Gubernur Cik Ujang juga menyuarakan desakan konkret. Ia meminta perusahaan tambang, khususnya di wilayah Lahat dan Muara Enim, untuk segera membangun jalan khusus angkutan tambang. Bukan wacana, melainkan langkah nyata. “Jangan tunggu masyarakat marah. Kalau kita terus menunda, yang kita hadapi nanti bukan hanya polusi dan kecelakaan, tapi juga konflik sosial,” kata Cik Ujang dengan nada serius.
Menurutnya, jika seluruh pemangku kepentingan kompak,
pembangunan jalan khusus bukanlah hal yang mustahil. Bahkan, itu bisa menjadi
solusi permanen untuk menekan gesekan sosial dan menjaga keamanan masyarakat.
Langkah konkret lainnya, menurut Cik Ujang, adalah optimalisasi jalur kereta api untuk mengangkut batu bara. Ini bukan hanya soal efisiensi logistik, tetapi juga soal keberpihakan pada keselamatan rakyat. “Kalau angkutan kereta kita tambah, otomatis beban jalan berkurang, risiko kecelakaan menurun, dan biaya logistik juga bisa ditekan,” ujarnya menutup rapat. Dengan wacana pembangunan jalan khusus dan dorongan pemanfaatan transportasi kereta api, harapan baru pun tumbuh: Sumsel bisa tetap produktif secara ekonomi, namun tetap ramah sosial dan lingkungan.(Fdl)