- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 16, 2025 04:18
FAKTUALSUMSEL – Suasana duka menyelimuti bumi pertiwi. Empat prajurit TNI terbaik gugur saat menjalankan tugas negara, dalam tragedi memilukan ledakan amunisi usang di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5/2025).
Mereka bukan hanya gugur sebagai anggota militer, tetapi sebagai putra bangsa yang mengabdikan jiwa dan raganya demi menjaga keselamatan rakyat. Empat nama kini terukir dalam duka sejarah: Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo, dan Pratu Apriyo Hermawan.
“Malam ini, keempat prajurit akan disemayamkan di Puspalad, sebelum nantinya dikebumikan secara militer sebagai bentuk penghormatan tertinggi dari negara,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, kepada wartawan.
Tragedi memilukan itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa berlangsung. Tanpa diduga, ledakan keras mengguncang kawasan itu. Api, suara dentuman, dan serpihan logam memporak-porandakan lokasi yang sedianya sudah steril.
Namun malang tak dapat ditolak. Sebanyak 13 nyawa melayang dalam sekejap, terdiri dari empat prajurit dan sembilan warga sipil yang saat itu disebut mendekat dan diduga mencoba mengambil sisa amunisi yang belum sempat meledak.
“Semua korban sudah kami evakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk proses otopsi dan pemulasaran jenazah,” lanjut Kristomei.
Suasana di rumah duka para prajurit kini penuh isak dan doa. Tangis keluarga pecah saat peti jenazah berbalut bendera Merah Putih tiba satu per satu. Di mata mereka, para prajurit itu bukan sekadar abdi negara, tetapi juga ayah, suami, saudara, dan sahabat yang selama ini menebar cinta dan tanggung jawab tanpa pamrih.
TNI kini tengah melakukan penyisiran dan pengamanan di lokasi ledakan. “Kami terus berkoordinasi dengan aparat terkait dan memastikan lokasi benar-benar steril dari potensi ledakan susulan,” ujar Kristomei.
Insiden ini meninggalkan luka mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia. Empat prajurit yang gugur tak hanya kehilangan nyawa, tetapi meninggalkan pengorbanan sebagai simbol keberanian dan kesetiaan terhadap bangsa. Sementara sembilan warga sipil yang ikut menjadi korban, menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan dan edukasi publik dalam setiap operasi militer.
Upacara militer akan menjadi penutup perjalanan mereka di dunia. Namun jasa mereka takkan pernah padam, karena nama-nama mereka kini telah tercatat dalam lembaran abadi pengabdian kepada Ibu Pertiwi.(Dfp)